wisuda-tartiilaa-6-2023

Wisuda 50 Santriwati Griya Qur’an Tartiilaa

Alhamdulillah sebanyak 50 Santriwati Griya Qur’an Tartilaa telah diwisuda pada hari Ahad, 17 Desember 2023 di Pendopo Pakuwon Salatiga dan ini menjadi wisuda ke 6 yang diselenggarakan oleh Griya Qur’an Tartilaa yang dinaungi oleh Yayasan Hati Beriman Salatiga, kami ucapkan selamat kepada 50 santriwati yang telah lulus dan santri yang naik kelas. Semoga mendapatkan ilmu yang barokah dan dikuatkan dalam mempelajari serta mengajarkan Al-Qur’an.

Wisuda ini turut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat penting mulai dari pemerintahan Kota Salatiga hingga organisasi-organisasi yang bekerja sama dengan Griya Qur’an Tartila maupun Yayasan Hati Beriman Salatiga. Tumidi, M.Pd.I, Ketua Yayasan Hati Beriman Salatiga yang menaungi Griya Qur’an Tartiilaa mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawati dan beliau menyampaikan,
“Wisuda bukanlah paripurna dari sebuah pembelajaran, tapi wisuda adalah awal mula dari kita untuk bisa mengamalkan apa yang sudah didapatkan dan belajar adalah kegiatan yang tidak boleh berhenti maka dari itu semoga para santriwati dikuatkan dalam pembelajarannya dengan mengajarkan Al-Qur’an.”

Wisuda menandakan tonggak penting dalam kehidupan seseorang yang menandakan keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan suatu program tertentu dan kali ini para santriwati telah menyesaikan program yang diberikan oleh Griya Qur’an Tartilaa.

Dalam wisuda Griya Qur’an Tartilaa dimeriahkan dengan berbagai penampilan mulai dari Siswa/siswi SDTQ Hati Beriman Salatiga, Tilawah Santri Griya Qur’an Tartila dan berbagai sambutan dari ketua Yayasan Hati Beriman Salatiga dan Pemerintahan Kota Salatiga, serta Tausiyah & Motivasi dari Ustadz Ahmad Zainudin selaku Pembina Yayasan Hati Beriman Salatiga.

Dalam kesempatan kali ini terdapat dua santriwati yang dapat kita jadikan contoh bagi kita yang semangat mempelajari Al-Qur’an yaitu santriwati yang bernama ibu Khalifatul Makfiroh yang sangat antusias dalam belajar Al-Qur’an karena di usia yang sudah tidak muda lagi beliau menempuh jarak yang cukup jauh dari Mranggen Demak ke Salatiga hanya untuk belajar Al-Qur’an.

Kemudian santriwati dari salah satu asatidzah Griya Qur’an Tartilaa yang memliki keterbatasan dalam penglihatan atau tunanetra, santriwati tersebut menunjukkan pada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin selagi kita masih mau berusaha dan ini menjadi semangat beliau dalam mempelajari Al-Qur’an. Mudah-mudahan kita bisa istiqomah serta mulia dengan Al-Qur’an dan nanti kitapun mati membawa Al-Qur’an di dada kita masing-masing.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.